Nama : Muamar Kadhafi
NIM : 942019033
Kelas : 2TB2
Jurusan : Perhotelan
BIOGRAFI CHEF MANDIF WAROKKA
Inilah Mandif Membramo Warokka, Chef asal Manado
lulusan Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung yang tahun
ini (2020) berusia 42 tahun hadir sebagai bintang tamu Master Chef Indonesia
dan membawa Seafood Tower yang seharga 8 juta.
“Makanan adalah sebuah seni. Kombinasi dari bahan-bahan
terbaik yang sederhana, namun dipersiapkan dengan elegan”
(Chef Mandif Warokka)
Ju-Ma-Na
Chef Mandif bekerja di Ju-Ma-Na, Bali. Merurut Marriane Budihardja (Public
Relation Ju-Ma-Na). kata Ju-Ma-Na berasal dari bahasa Arab yang berarti mutiara
perak. Inilah penampakan Ju-Ma-Na.
Kapasitas 70 kursi untuk indoor dan 30 kursi untuk outdoor
Chef Warokka sudah menang berbagai kompetisi. Dengan keahliannya, ia memenangkan berbagai penghargaan dari emas, perak dan perunggu. Chef ini juga pernah memasak untuk berbagai tokoh terkenal, seperti Condoleeza Rice (mantan Sekretaris Amerika Serikat), dan Alex Ferguson (Manchester United).
Perjalanan Karir
Chef Mandif menjadi Trainee pada tahun 1998 di Malaysia di Berjaya Langkawi Beachand Spa
Resort dan kemudian ‘berpetualang’ ke Dubai dan bekerja sebagai
Commis Chef di Nad Al Sheba Golf & Racing Club.
Chef Mandif pindah ke Belanda untuk bertugas dan di Tulip Inn Amersfoort, ia menggali teknik memasak lebih dalam dan luas. Setelah itu, ia bekerja di hotel bintang lima Al Raha Beach Hotel, Abu Dhabi sebagai Chef de Partie.
Al Raha Beach
September 2007, ia diangkat sebagai Sous Chef di Desert Palm Dubai.
Desert Palm, by Per Aquum.
Agustus 2009, ia bergabung dengan tim pre opening Banyan Tree Resort untuk me-manage restoran Ju-Ma-Na dan menghasilkan hidangan yang menarik perhatian.
Karya
Wagyu beef ini makanan utama yang direkomendasi oleh Chef Mandif. “Kami memasak
wagyu beef ini selama 36 jam dengan 62 derajat celcius.”
Penghargaan
Mandif Warokka memimpin tim dan
dikirim Jerman
“Siapa yang akan mengangkat masakan Indonesia kalau bukan
kita?” Pertanyaan retoris itu terucap oleh Mandif Warokka, chef yang
telah mendirikan restoran Blanco par Mandif di
Ubud, Bali. Nama restoran itu memberi petunjuk
tentang lokasinya yaitu Don Antonio Blanco Museum. Namun ia tak memasang papan
nama besar, dan perlu menuruni cukup banyak anak tangga yang sempit hingga
sampai ke area bersantap dengan kapasitas 10 kursi saja. Mandif, chef kelahiran
Biak, Papua ini mendirikan Blanco par Mandif sebagai signature
restaurant-nya yang memang tidak bermaksud menggaet pelancong yang lalu
lalang di depan restoran. Ia ingin hanya orang-orang yang tahu saja yang
datang, dan mengapresiasi pengalaman kuliner yang ditawarkannya di sana.
Kecenderungan Mandif membuat restoran yang
‘memaksa’ orang untuk berfokus pada makanan yang disajikan, bukan pada
pemandangan di balik jendela, sudah terlihat sejak ia mendirikan Teatro
Gastroteque di kawasan Seminyak, Bali. Sebelumnya, ia
juga bersinar sebagai chef de cuisine di Ju-Ma-Na
Restaurant, Banyan Tree Resort Ungasan. Namun baru di Blanco par
Mandif ia sepenuh hati menuangkan idealismenya soal masakan
Indonesia, dan berupaya supaya cita rasa tanah air yang disajikannya dapat
diterima selera internasional. Sekilas terdengar tidak mudah, tapi Mandif
optimis, karena ia yakin bahwa wisatawan dari Amerika, Spanyol, atau Prancis,
misalnya, tidak jauh-jauh datang ke Bali untuk
mencari foie gras.
Juru masak yang mengidolakan Thomas Keller ini
lantas menawarkan rangkaian makanan yang nama-namanya singkat dan sederhana
saja di daftar menu. Sawi, misalnya. Sayuran ini dibumbui antara lain dengan
cuka buatan artisan dari Singaraja, ditambah apel hijau dan grapefruit untuk
menguatkan cita rasanya. Hidangan pembuka yang segar dan apa adanya ini, sudah
merangkum gaya memasak personal Mandif sekaligus cerita hidupnya. Sawi itu
menampilkan rasa aslinya dengan presentasi yang sedap dipandang, dan
menceritakan pengalaman Mandif tumbuh besar menikmati masakan sawi buatan
ibunya setiap berbuka puasa. Nama-nama menu yang apa adanya, tidak berbanding
lurus dengan penciptaan menu. Mandif perlu waktu yang cukup panjang untuk bisa
meloloskan suatu makanan ke daftar menunya. Namun meski berkomitmen penuh pada
masakan Indonesia, Mandif memastikan semua kreasinya memiliki padanan wine dan cocktail yang
tepat. Itu adalah salah satu jalan yang dipercayainya untuk menempatkan cita
rasa Indonesia di kancah kuliner internasional. (MUT) Foto: Merdi Uriko
Bertempat
di Live Action Laboratory Universitas Ciputra, mahasiswa Tourism
& Hotel Management dan juga mahasiswa Culinary Business kedatangan
dosen tamu, Chef Mandif Warokka, yang merupakan Owner dan Executive
Chef di Teatro Gastroteque Bali. Chef Mandif membagikan ilmu
tentang Gastronomi kepada mahasiswa, ada 5 macam menu yang didemokan dengan
diselingi oleh masukan tentang entrepreneurship spirit yang
dibutuhkan mahasiswa ketika akan menjalankan usaha dan meraih mimpinya.
Chef
Mandif beberapa kali menjuarai kompetisi di bidang kuliner, seperti:
- Gold Award and 1stRunner
Up (Team Manager) MLA Black Box Bali 2010
- 3 Gold Medals Five Courses
Fine, Bali salon culinaire 2010
- Chain De Rotiseur International
Gala Dinner, Laguna Bali, Indonesia
- Silver Medalist, Team Hot Cooking, Bali Salon Culinaire 2010
- Silver Medalist Team Hot
Cooking 2009, Bali Culinary Professional
- Gold Medalist Five Courses
Gourmet 2009, Bali Culinary Professional
- 1st Runner Up Junior Chef of
the Year 2005, Emirates Culinary Guild
- Gold Medalist Practical Live
Cooking Fish 2009, Salon Culinaire Dubai
- Gold Medalist Practical Live
Cooking 2005, Salon Culinaire Dubai
- Silver Medalist Practical Live
Cooking 2006, Salon Culinaire Dubai
- Silver Medalist Practical Live
Cooking 2006, Salon Culinaire Dubai
- Silver Medalist Five Courses Gourmet Dinner 2007, Salon
Culinaire Dubai
Chef
Mandif merupakan The Best Chef in Bali 2011 yang diberikan
oleh Hello Bali Magazine.